Fungsi Eksekutif


Fungsi eksekutif merupakan bagian dari proses kognitif yang terjadi pada setiap individu. Burgess dan Alderman (2004) mendefinisikan fungsi eksekutif sebagai kemampuan individu untuk menentukan tujuan, membuat cara-cara untuk mencapai keberhasilan, serta mengikuti dan mengadaptasi langkah-langkah tersebut untuk menghadapi tuntutan-tuntutan dan perubahan kondisi dalam waktu yang lama. Sementara itu, Iverson, Brooks, White, dan Stern (2008) menjelaskan bahwa fungsi eksekutif didefinisikan sebagai kemampuan dan perilaku neurokognitif yang membutuhkan langkah-langkah lebih dari biasanya. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan perubahan, menghambat kecenderungan internal, dan melakukan pertimbangan sebelum bertindak (Diamond, 2013). Lezack membagi fungsi eksekutif menjadi 4 komponen yaitu, kemauan (volution), perencanaan (planning), tindakan yang bertujuan (purposive action), pelaksanaan yang efektif (effective performance). Selain itu, fungsi eksekutif juga bertanggung jawab untuk mengarahkan perilaku diri sendiri agar terarah dan bertujuan, seperti perencanaan, pengorganisasian, pemecahan masalah, pemantauan diri, dan mengatur diri sendiri.
Peranan fungsi eksekutif adalah untuk mengontrol suatu kejadian baru, yang berada di luar kendali kita dan juga merupakan proses psikologis spontan. Norman dan Shallice (1992) mendeskripsikan lima macam keadaan, dimana pada rutinitas tidak cukup untuk mengaktivasi kinerja yang optimal, dan disini adalah fungsi eksekutif bekerja. Fungsi eksekutif mengatur beberapa hal, diantaranya: (1) Keadaan yang melibatkan perencanaan atau pembuat keputusan, (2) Keadaan yang melibatkan usaha koreksi kesalahan atau pemecahan masalah, (3) Keadaan, dimana respon bukan karena pengulangan atau latihan, (4) Keadaan yang secara teknis sulit dan berbahaya, (5) Keadaan yang membutuhkan respon kuat dalam mengatasi masalah atau menahan godaan. Fungsi eksekutif seringkali dipicu pada saat diperlukan untuk mengambil alih respon, yang umumnya terpicu spontan oleh stimulus dari lingkungan luar.
Diamond (2013) menjelaskan bahwa fungsi eksekutif berkaitan dengan kesehatan mental, kesehatan fisik, kualitas hidup, kesiapan bersekolah, kesuksesan belajar, kesuksesan kerja, harmoni perkawinan, dan keamanan publik. Diamond (2013) memaparkan kaitan tersebut berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan. Rendahnya fungsi eksekutif dalam kajian kesehatan mental dikaitkan dengan adiksi, ADHD, gangguan perilaku, depresi, OCD, dan skizofrenia (Diamond, 2013). Dalam kajian kesehatan fisik, fungsi eksekutif yang buruk dihubungkan dengan obesitas, perilaku makan berlebihan, penyalahgunaan obat, dan kurangnya kesadaran akan pengobatan (Diamond, 2013). Fungsi eksekutif yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup individu (Diamond, 2013). Fungsi eksekutif yang baik juga dikaitkan dengan kesiapan bersekolah dan eberhasilan belajar. Fungsi eksekutif diketahui lebih dominan daripada IQ. Kemampuan membaca dan matematika dapat diprediksi melalui performansi fungsi eksekutif (Diamond, 2013). Diamond (2013) menjelaskan bahwa buruknya fungsi eksekutif individu dikaitkan dengan pengangguran dan rendahnya produktivitas. Individu dengan fungsi eksekutif yang buruk juga akan kesulitan untuk mempertahankan hubungan pernikahan dan cenderung bertindak impulsif. Selain itu, buruknya fungsi eksekutif berkaitan erat dengan keamanan publik, meliputi kriminalitas, tindakan nekat, kekerasan, dan agresivitas.
Fungsi eksekutif dapat dibagi menjadi tiga kategori keterampilan, yaitu (1) Inhibitory control (kontrol inhibisi  atau control diri) yaitu kemampuan untuk fokus kepada suatu hal, kemampuan untuk menolak sebuah godaan, sehingga kemampuan ini dapat membantu kita untuk memusatkan perhatian, mengurangi tindakan impulsif, dan tetap fokus pada sebuah pekerjaan, (2) Working memory (memori kerja) yaitu kemampuan untuk menyimpan informasi yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas kognitif, dan (3) Cognitive flexibility (berpikir fleksibel) yaitu meliputi berpikir kreatif dan tindakan fleksibel sesuai dengan perubahan keadaan yang akan membantu imajinasi dan kreativitas anak untuk menyelesaikan masalah.

Berkaitan dengan tiga kategori keterampilan tersebut, Diamond (2013) menjelaskan bahwa salah satu komponen penting dalam fungsi eksekutif adalah inhibitory control. Inhibitory control didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghentikan atau mengesampingkan suatu proses mental, baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian, dengan atau tanpa intensi (MacLeod, 2007). Diamond (2013) mendefinisikan inhibitory control sebagai kemampuan individu dalam mengontrol atensi, perilaku, pikiran, dan atau emosi untuk mengesampingkan kecenderungan internal atau pengaruh eksternal yang kuat, serta melakukan tindakan yang tepat atau dibutuhkan. Diamond (2013) menjelaskan bahwa inhibitory control terdiri dari tiga aspek, yaitu attention inhibition, cognitive inhibition, dan self-control. Attention inhibition berkaitan dengan proses penghambatan stimulus yang mendistraksi focus, cognitive inhibition berkaitan dengan proses penghambatan proses kognitif yang tidak relevan (Diamond, 2013), dan self-control berkaitan dengan penghambatan respon motorik individu (Diamond, 2013).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selayang Pandang Manajemen PAUD 6 Stars

Secara teoretis, para ahli memberikan pandangan berbeda tentang batasan manajemen sehingga tidak mudah memberi arti universal y...