Kecerdasan Jamak



Kecerdasan sebagai bagian yang penting dari kehidupan. Pada umumnya, orang-orang menganggap bahwa orang yang cerdas akan sukses di kemudian hari, karena kecerdasan dipandang dapat menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar untuk mendukung masa depannya. Anggapan tersebut sesuai dengan pendapat para ahli yang menyatakan bahwa prestasi seseorang dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan yang dimilikinya.
Menurut Slameto dalam Djamarah (2002: 52), ‘Kecerdasan (inteligensi) merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya anak di sekolah’. Hal tersebut diperkuat oleh Djamarah yang mengatakan bahwa “Inteligensi adalah unsur yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar anak didik”.Menurut Purwanto (2007: 52), “Kecerdasan adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu”.Kecerdasan tidak bisa hanya diidentikan dengan IQ saja, namun ada berbagai kecerdasan yang lainnya. Selanjutnya Howard Gardner (Rachmani, 2006: 4) menyatakan bahwa kecerdasan tidak dipandang hanya berdasarkan pada skor standar semata, melainkan dengan ukuran: (1) kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan individu; (2) kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan; (3) Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau memberikan penghargaan dalam budaya seseorang.
Pada dasarnya setiap anak adalah cerdas, asalkan kita jeli menggali dan dapat mengembangkannya. Buzan (2005: 20) dalam penelitiannya menemukan bahwa “Otak manusia memiliki lebih dari satu kecerdasan, artinya otak memiliki kecerdasan majemuk”. Hal ini juga didukung oleh penemuan Howard Gardner dalam Schiller (2006: 62) yang berpendapat bahwa ‘Ada banyak cara untuk mengekspresikan kecerdasan’. Kecerdasan jamak atau multiple intelligences dikemukakan oleh seorang peneliti dari Project Zero milik Harvard Universitiy. Howard Gardner berpendapat mengenai istilah kecerdasan yaitu kapasitas seseorang untuk memecahkan masalah atau untuk menciptakan sesuatu yang berharga untuk sebuah atau beberapa latar budaya.
Howard Gardner (Rianawati, 2011) berpendapat bahwa setiap bayi lahir dengan membawa kecerdasan-kecerdasan tersendiri. Kecerdasan-kecerdasan itu antara lain :
1.    Kecerdasan verbal/bahasa (verbal linguistic intelligence): merupakan kemampuan seorang dalam menggunakan kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan, untuk  mengekspresikan ide-ide atau gagasan-gagasan yang dimilikinya. Kemampuan ini berkaitan dengan pengembangan bahasa secara umum. Orang yang mempunyai kecerdasan bahasa tinggi akan berbahasa lancar, baik dan lengkap. Ia mudah untuk mengetahui dan mengembangkan bahasa dengan mudah mengerti urutan dan arti kata-kata dalam belajar bahasa, menjelaskan, me-ngajarkan, dan menceritakan pemikirannya pada orang lain. Misalnya: bahasa, puisi, humor, berpikir simbolik, dan sebagainya.
Adapun menurut Howard Gardner (Moleong dalam Agustin, 2008: 63) bahwa ciri-ciri yang menonjol tampak pada aktivitas anak sebagai berikut:a.    Suka menyanyikan lagu-lagu yang sederhana, mengetahui beberapa sajak serta menyenangi permainan dengan jari jemari.
b.    Senang berbicara di depan teman-teman sebayanya.
c.    Suka bercerita di depan teman-teman sebaya atau anggota keluarga.
d.   Mengeja kata-kata dengan mudah dan tepat.
e.    Mempelajari kata-kata baru dengan mudah dan tepat.
f.     Mempelajari kata-kata baru dengan cepat, khususnya jika berkaitan dengan pengalamannya sendiri.
g.    Memiliki kosa kata yang lebih banyak dan luas dari anak seusianya.
2.    Kecerdasan logika/ matematika (logical/mathematical intelligence): merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, seperti yang dimiliki matematikawan, saintis, dan programmer. Termasuk dalam kecerdasan ini adalah kepekaan pada pola logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan. Orang yang mempunyai kecerdasan ini sangat mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi dalam pemikiran serta cara kerja, berpikir ilmiah, termasuk berpikir deduktif dan induktif akan muncul bila ada masalah baru dan berusaha menyelesaikannya.Adapun menurut Howard Gardner (Moleong dalam Agustin, 2008: 63-64) bahwa ciri-ciri yang menonjol tampak pada aktivitas anak sebagai berikut:a.    Memiliki kemampuan dalam mengolah angka atau kemahiran menggunakan logika.
b.    Tertarik memanipulasi lingkungan serta cenderung suka menerapkan strategi coba-ralat.
c.    Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap suatu peristiwa atau pengelaman yang dialami.
d.   Suka menyusun permainan yang sifatnya kategori atau hirarki
3.    Kecerdasan visual/ruang  (visual/spatial intelligence) adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat atau  berhubungan dengan  kemampuan indera pandang dan berimajinasi,  seperti yang dimiki oleh para navigator, pemburu, dan arsitek. Yang termasuk dalam kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan bentuk benda dalam pikiran dan mengenali perubahan tersebut, menggambarkan suatu hal/ benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik.Adapun menurut Howard Gardner (Moleong dalam Agustin, 2008: 64) bahwa ciri-ciri yang menonjol tampak pada aktivitas anak sebagai berikut:a.    Memiliki kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan bangunan.
b.    Memiliki kemampuan membayangkan sesuatu, melahirkan ide secara visual dan spasial.
c.    Memiliki kemampuan mengenali identitas objek ketika objek itu ada pada sudut pandang yang berbeda.
d.   Mampu memperkirakan jarak dan keberadaan dirinya dengan sebuah objek.
e.    Suka mencoret-coret, membentuk gambar, mewarnai dan menyusun unsur-unsur bangunan
f.     Dapat membentuk sesuatu yang memiliki makna bagi dirinya.
4.    Kecerdasan tubuh/ gerak (body/ kinesthetic intelligence): merupakan kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah. Orang yang mempunyai kecerdasan ini dengan mudah mengekspresikan dengan gerak tubuh misalnya menari, permainan olah raga, pantomim, mengetik, dan sebagainya.Adapun menurut Howard Gardner (Moleong dalam Agustin, 2008: 65) bahwa ciri-ciri yang menonjol tampak pada aktivitas anak sebagai berikut:a.    Menonjol dalam kemampuan olah raga dibandingkan teman-teman sebayanya
b.    Cenderung suka bergerak, tidak bisa duduk diam berlama-lama, mengetuk-ngetuk sesuatu, dan suka meniru gerak atau tingkah laku yang menarik perhatiannya.
c.    Senang pada aktivitas yang mengandalkan kekuatan gerak, seperti memanjat, berlari, melompat atau berguling.
d.   Cepat dan tangkas dalam menguasai tugas-tugas kerajinan tangan seperti melipat, memotong, menggunting, dan mencocok.
e.    Memiliki koordinasi tubuh yang baik, gerakan-gerakan yang seimbang, luwes dan cekatan.
f.     Senang menyentuh barang-barang dan membongkar pasang barang dan mainan.
g.    Secara artistik mereka memiliki kemampuan menari dan menggerakan tubuh mereka dengan luwes dan lentur.
5.    Kecerdasan musikal/ ritmik (musical/rhythmic intelligence): merupakan kemampuan untuk mengembangkan dan mengekspresikan, menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi dan intonasi, serta kemampuan memainkan alat musik, menyanyi, menciptakan lagu, menikmati lagu, dan nyayian.  Musik dapat menenangkan pikiran, mamacu kembali aktivitas, memperkuat semangat nasional, meningkatkan iman, dan sebagainya.Adapun menurut Howard Gardner (Moleong dalam Agustin, 2008: 66) bahwa ciri-ciri yang menonjol tampak pada aktivitas anak sebagai berikut:a.    Cepat menghafal lagu-lagu dan bersemangat ketika dikenalkan kepadanya lagu.
b.    Menikmati lagu dan menggerakan tubuh sesuai dengan irama musik tersebut.
c.    Mengetuk-ngetukan benda ke meja pada saat menulis atau menggambar.
d.   Senang bermain alat musik atau bahkan bermusik dengan benda-benda tak terpakai.
e.    Senang bernyanyi, bersenandung atau bersiul.
f.     Mudah mengenali suara-suara yang ada di sekitarnya seperti suara sepeda motor, burung, gemercik air ataupun tiupan angin.
g.    Mudah mengenali suatu lagu hanya dengan mendengar nada-nada pertama lagu tersebut.
h.    Peka terhadap suara-suara di lingkungan sekitar.
6.    Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence): berhubungan dengan kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal. Mampu mengenali perbedaan perasaan, temperamen, maupun motivasi orang lain. Pada tingkat lebih tinggi kecerdasan ini dapat membaca konteks kehidupan orang lain. Tampak pada guru, konselor, teraphis, politisi, pemuka agama.Adapun menurut Howard Gardner (Moleong dalam Agustin, 2006: 66-67) bahwa ciri-ciri yang menonjol tampak pada aktivitas anak sebagai berikut:a.    Kemampuan berempati pada temamn-temanya.
b.    Mengorganisasi teman-temannya untuk melakukan tugas.
c.    Mampu mengenali dan membaca pikiran orang lain.
d.   Memiliki banyak teman dan mampu menjalin hubungan dengan teman-temannya.
e.    Cenderung mudah memahami perasaan orang lain.
f.     Sering menjadi pemimpin diantara teman-temannya.
g.    Memiliki perhatian yang besar kepada teman-temannya sehingga acapkali mengetahui berita-berita di seputar mereka.
7.    Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence): kemampuan pemahaman terhadap aspek internal, seperti perasaan, proses berpikir, refleksi diri, intuisi, dan spiritual. Identitas diri dan kemampuan transeden manusia. Kecerdasan ini sifatnya paling individual, dan untuk menggunakan diperlukan semua kecerdasan yang lain.Adapun menurut Howard Gardner (Moleong dalam Agustin, 2006: 67) bahwa ciri-ciri yang menonjol tampak pada aktivitas anak sebagai berikut:a.    Memperlihatkan sikap mandiri, memiliki kemauan yang keras, penuh percaya diri dan memiliki tujuan tertentu.
b.    Bersikap realistis terhadap kekuatan dan kelemahan diri sendiri.
c.    Tidak banyak mengalami masalah apabila harus belajar sendiri.
d.   Mampu belajar dari kegagalan dan memahami kelebihan dan kelemahan diri sendiri.
e.    Mampu menghargai diri sendiri dan memiliki kemampuan untuk berkreasi dan berhubungan secara dekat.
f.     Dengan tepat mengekspresikan perasaannya.
8.    Kecerdasan Naturalis (naturalistic intelligence): kecerdasan yang terkait dengan kemampuan mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat memahami dan menikmati alam dan menggunakannya secara produktif dalam bertani, berburu, dan mengembangkan pengetahuan akan alam. Banyak dimiliki oleh  pakar lingkungan, misalnya mengenali perubahan lingkungan dengan cara melihat gejala lain seperti  adanya daun patah dapat  digunakan untuk memastikan siapa yang baru saja melintas.
Adapun menurut Howard Gardner (Moleong dalam Agustin, 2006: 68) bahwa ciri-ciri yang menonjol tampak pada aktivitas anak sebagai berikut:a.    Cenderung menyukai alam terbuka, akrab dengan hewan peliharaan dan menghabiskan waktu dekat tempat-tempat hewan.
b.    Gemar mengoleksi mainan binatang tiruan.
c.    Menikmati komunikasi dengan binatang piaraan dan memberi mereka makanan.
d.   Memiliki perhatian yang relatif besar terhadap, binatang, tumbuhan dan alam.
e.    Tidak takut memegang atau menyentuh binatang bahkan cenderung ingin selalu dekat.
f.     Memahami topik-topik tentang sistem kehidupan.

g.    Terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selayang Pandang Manajemen PAUD 6 Stars

Secara teoretis, para ahli memberikan pandangan berbeda tentang batasan manajemen sehingga tidak mudah memberi arti universal y...